Powered By Blogger

Tuesday 1 March 2011

MESIR YANG BERGEJOLAK

Mesir Kian Bergejolak

30/01/2011 20:53

Puluhan ribu demonstran masih memadati jalanan utama di Kota Kairo, Mesir, Ahad (30/1). Mereka menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak dari jabatannya.


Dukungan puluhan ribu demonstran kian bertambah dengan bergabungnya ratusan hakim Pengadilan Mesir dengan meneriakkan slogan antipemerintah di Lapangan Tahrir. Bahkan, sejumlah hakim senior secara terang-terangan meminta Mubarak segera mundur.

Sementara Gerakan Ikhwanul Muslimin melalui juru bicara mengeluarkan pernyataan menuntut pembubaran Parlemen Mesir serta penghentian pemberlakuan situasi darurat. Pihaknya juga mengaku bertanggung jawab atas bebasnya 34 anggota mereka dari tahanan. Mereka juga meminta rakyat Mesir bersatu menghadapi rezim Mubarak.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama kembali bersuara mengkritik langkah Mubarak yang hanya melakukan reshufle kabinet guna mengatasi kriris politik. Obama juga meminta warga negaranya yang masih terjebak segera keluar dari Negeri Paramida itu. Sejumlah pesawat terbang juga dikirimkan guna mengevakuasi warga. Langkah serupa juga dilakukan Turki serta beberapa negara lainnya.(Aljazeera/ULF)

http://berita.liputan6.com/luarnegeri/201101/318249/Mesir_Kian_Bergejolak

Mesir bergejolak, Obama memikirkan ulang kebijakan di Timur Tengah

Sabtu, 29 Januari 2011

Setelah puluhan tahun mendukung rezim otoriter di Timur Tengah dan Afrika Utara sebagai benteng untuk melawan ekstrimisme muslim, saat ini AS sedang menghadapi tantangan untuk bagaimana terus mempertahankan kepentingan ekonomi dan keamanan AS sekaligus juga mendukung nilai-nilai demokrasi yang sedang diperjuangkan di Mesir.

Presiden AS Barrack Obama mendesak semua pihak untuk segera mengakhiri praktek kekerasan dalam demonstrasi yang terjadi di Mesir saat ini. Dalam pidatonya dari Gedung Putih, Obama telah berbicara dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak untuk segera mengambil langkah konkrit untuk memberi perubahan politik, sosial dan ekonomi di Mesir. "Namun, masa depan Mesir akan ditentukan oleh rakyat Mesir sendiri," kata Obama.

Obama hingga kini berusaha untuk tidak terlalu memihak antara pemerintah dan rakyat Mesir. Dalam pidatonya, Gedung Putih pun mengumumkan akan meninjau untuk memberi bantuan ke Mesir.

Meskipun demonstrasi menurunkan Presiden Husni Mubarak terus belanjut, dua jaringan telepon genggam telah kembali bisa beroperasi di Kairo hari ini (29/1) setelah kemarin sempat diputus oleh pemerintah.

Namun, akses internet di negara ini masih terputus. Para demonstran yang selama beberapa hari ini berkomunikasi dengan menggunakan situs-situs mikro blogging dan jejaring sosial sulit berkoordinasi dengan aktivis lainnya di daerah lain.

Sedikitnya 20 orang telah tewas dalam kerusuhan diseluruh Mesir sejak Jumat (28/1) siang. Umumnya para demosntran tewas setelah tertembak peluru karet pada bagian tubuh yang vital. Sebelumnya, tujuh demonstran telah meninggal pada Rabu dan Kamis kemarin.

Pihak rumah sakit dan keamanan Mesir melaporkan sedikitnya 35 orang telah tewas dan sekitar 1.500 penduduk setempat dan 1.000 polisi terluka dalam insiden ini. Lebih dari 350 orang ditahan kemarin, termasuk 50 pemimpin Muslim Brotherhood sebagai pihak oposisi pemerintahan Mubarak.

http://internasional.kontan.co.id/v2/read/internasional/57740/Mesir-bergejolak-Obama-memikirkan-ulang-kebijakan-di-Timur-Tengah-

Mesir Bergejolak: Saatnya Revolusi (Ganti Rezim, Ganti Sistem)!

Rabu, 02/02/2011

Saat ini negeri Mesir dihadapkan pada berbagai persoalan yang sangat kompleks dan saling jalin – menjalin satu dengan yang lainnya dibawah kepemimpinan sekuler presiden Husni Mubarak. Oleh karena itu wajar bila masyarakat sebagai elemen utama menginginkan adanya suatu perubahan di negeri tersebut. Perubahan dari terpuruk menjadi bangkit, serta dari keadaan yang serba kacau menjadi keadaan yang serba teratur.

Diantara masyarakat yang menginginkan kebangkitan tersebut ada yang berpendapat bahwa kita harus mereformasi total negeri mesir. Ada juga yang berpendapat bahwa kita harus berevolusi total. Bahkan yang masih bingung menentukan jalan perubahan pun juga masih ada, walaupun mereka menginginkan suatu perubahan segera terjadi.

Permasalahannya muncul ketika mereka ditanya tentang reformasi ataupun revolusi. Tak jarang dari mereka yang menjawab makna reformasi ditukar dengan makna revolusi dan sebaliknya. Bahkan tak jarang juga yang malah kebingungan ketika ditanya tentang reformasi dan revolusi tersebut. Tetapi yang penting adalah mereka punya semangat untuk berubah dan mengubah, hanya saja belum tahu betul kemana harus berubah dan melalui jalan apa.

Reformasi dan Revolusi
Makna reformasi secara bahasa adalah me-reform atau menata ulang. Sedangkan makna reformasi secara politik adalah menata kembali sistem yang telah ada atau meluruskan penyelewengan – penyelewengan yang terjadi pada sistem.

Untuk makna revolusi secara bahasa adalah me-revolt atau mengubah secara mendasar. Sedangkan makna revolusi secara politik adalah mengubah secara mendasar sistem yang ada atau bisa dikatakan membuang sistem yang usang, diganti dengan sistem yang baru.

Mengetahui definisi serta maknanya saja masih belum cukup untuk dapat mengubah suatu kondisi. Satu hal penting lainnya yang juga harus diketahui adalah kapan reformasi atau revolusi itu kita jalankan.

http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/andi-perdana-gumilang-alumni-ipb-mesir-bergejolak-saatnya-revolusi-ganti-rezim-ganti-sistem.htm

"Demo Berlanjut Hingga Mubarak Mundur"

Unjuk rasa anti Presiden Mubarak sudah memasuki hari ke-12. Pengunjuk rasa bertekad terus di jalanan hingga presiden berusia 82 tahun tersebut mundur.

Massa anti Mubarak masih bertahan di Lapangan Tahrir. Siang dan malam mereka menyerukan agar Presiden Mubarak mundur.

Sementara tentara berjaga membatasi massa pro dan anti mubarak untuk menghindari bentrokan yang memakan korban. Massa anti Mubarak menyebut "hari kepergian" dan demo massa pro mubarak bertajuk "hari loyalitas".

Selama dua hari bentrok antara massa anti dan pro mubarak dilaporkan 11 orang tewas dan lebih seribu orang luka-luka.

Mubarak yang diultimatum mundur tetap menolak dan akan bertahan hingga pemilu September mendatang.

Selain di Kairo, unjukrasa juga berlangsung di Alexandria dan Suez. Komisi Eropa mengutuk kekerasan terhadap massa anti Mubarak. Sementara pemerintahan Obama akan berdialog dengan Mesir untuk membahas transisi damai.

http://news.mnctv.com/index.php?option=com_content&task=view&id=11447&Itemid=14

Tiga Tewas Dan 1500 Luka-Luka Dalam Bentrokan Antar Massa Anti dan Pro Mubarak”

Tiga orang tewas dan 1500 warga terluka, dalam bentrokan massa anti dan pro Presiden Mubarak. Tentara Mesir, meminta warga meninggalkan lapangan Tahrir, dan beraktivitas seperti biasa.

Kedatangan massa pro Presiden Husni Mubarak, ke Lapangan Tahrir, memancing amarah kelompok anti. Para penunggang kuda ditarik dan dipukuli setelah terjatuh. Massa anti dan pro Mubarak yang berjarak beberapa meter, saling perang yel-yel dan batu. Kelompok pendukung Mubarak, secara tiba-tiba mengepung Lapangan Tahrir, yang sudah dikuasai massa anti Mubarak, selama sembilan hari.

Ada tuduhan jika kelompok pro adalah massa bayaran dan tentara yang menyamar. Bentrokan massa yang berlanjut hingga malam hari, membakar sejumlah gedung dan mobil. Tentara yang berusaha menghentikan pertikaian, meminta massa meninggalkan Lapangan Tahrir. Kelompok oposisi menuduh pemerintah sengaja mengacaukan unjuk rasa damai.

Kelompok anti Mubarak, mulai berunjuk rasa sejak 25 Januari lalu, memaksa Presiden Mubarak mundur. Namun, Mubarak menolak, dan hanya berjanji tidak ikut pemilu untuk ke-enam kalinya.

http://news.mnctv.com/index.php?option=com_content&task=view&id=11382&Itemid=14

Ribuan Rakyat Mesir Serukan Kemerdekaan, Rayakan Kemunduran Mubarak”

Husni Mubarak resmi mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, omar sulaiman. Mubarak sendiri telah meninggalkan Kairo bersama keluarganya, menuju Laut Merah.

Ribuan rakyat Mesir yang berkumpul di Tahrir Square, bergembira setelah Wakil Presiden, Omar Sulaiman, umumkan pengunduran Husni Mubarak. Pekik kemerdekaan terus berkumandang, dari ribuan orang yang sudah menanti di hari yang mereka sebut Hari Kemarahan.

Mundurnya Mubarak diumumkan sekitar 1 jam lalu atau sekitar pukul tujuh waktu setempat. Semula, rakyat yang bertahan di Tahrir Square maupun Istana Presiden, berniat untuk meluapkan kekecewaan mereka, pasca pidato Mubarak kamis kemarin, yang berkeras untuk mempertahankan jabatannya. Namun, desakan dari pihak militer maupun dunia, membuat penguasa Mesir selama 30 tahun lebih ini, mengundurkan diri.

http://news.mnctv.com/index.php?option=com_content&task=view&id=11654&Itemid=14

WNI Telah Mendengar Instruksi Evakuasi dari Mesir

Senin, 31 Januari 2011

Metrotvnews.com, Kairo: Polisi dan militer Mesir bertebaran ke berbagai sudut kota Kairo. Sejumlah tank ditempatkan di jalan-jalan utama. Tindakan itu untuk mengamankan kembali Kota Mesir pascakerusuhan massa yang menuntut Presiden Husni Mubarrak mundur dari jabatannya.

Muwafik, pelajar Indonesia di Kairo, mengakui situasi itu saat dihubungi
Metro TV via telepon, Senin (31/1). Keamanan Mesir, ujarnya, masih mencekam sejak gerakan antipemerintah bergejolak di negara tersebut.

Muwafik pun mengaku telah mengetahui instruksi untuk memulangkan warga Indonesia dari Mesir. Menurutnya, pihak KBRI telah menghubungi para warga Indonesia secara individu untuk menginformasikan instruksi itu. KBRI pun telah meminta bantuan organisasi pelajar Indonesia untuk menyosialisasikan upaya pengevakuasian warga Indonesia dari Mesir.(***)

http://www.metrotvnews.com/read/newscatvideo/internasional/2011/01/31/121638/WNI-Telah-Mendengar-Instruksi-Evakuasi-dari-Mesir

KBRI Siap Mengevakuasi WNI dari Mesir

Senin, 31 Januari 2011

KBRI tengah bersiap-siap mengevakuasi warga Indonesia dari Mesir menyusul kerusuhan antipemerintah bergejolak di negara tersebut. KBRI memprioritaskan anak-anak, wanita, tenaga kerja wanita, dan keluarga staf kedutaan untuk dievakuasi terlebih dahulu.

Duta Besar RI untuk Mesir, Abdurrachman Muhammad Fachir, mengatakan rencana evakuasi itu saat dihubungi
Metro TV via telepon, Senin (31/1). Dubes mengakui ribuan warga Indonesia bertebaran di Kota Kairo. Mereka terdiri dari pelajar, wisatawan, keluarga staf KBRI, dan tenaga kerja wanita.

Abdurrachman mengaku menyosialisasikan proses evakuasi itu melalui telepon karena jam malam telah diberlakukan di kota tersebut. KBRI pun terus menghubungi tiap warga dan organisasi masyarakat Indonesia di Kairo.


KBRI pun menentukan sejumlah lokasi sebagai tempat berkumpulnya warga untuk mempermudah proses evakuasi. Warga diminta mendatangi kantor-kantor konsulat, sekreratriat organisasi kekeluargaan, dan himpunan pelajar serta mahasiswa Indonesia. Mereka kemudian diangkut menuju airport dan diterbangkan kembali ke Tanah Air. Sementara pengadaan pesawatnya, kata Abdurrachman, disediakan oleh pemerintah Indonesia di Jakarta.(***)

http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/01/31/121639/KBRI-Siap-Mengevakuasi-WNI-dari-Mesir

Mesir Bergejolak, Mahasiswa WNI Khawatir di Drop Out

Sabtu, 05 Februari 2011

Ratusan mahasiswa Indonesia di Al-Azhar Kairo, Mesir, khawatir kericuhan yang terjadi di Mesir membuat mereka terkena "drop out" sehingga gagal dalam meraih gelar strata.

"Semua mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Kota Nasr City Mesir sebenarnya masih merasa aman, mereka hanya khawatir jika di DO (drop out) karena banyak mata kuliah yang tertinggal akibat kerusuhan itu," kata Ainul Zikrah, seorang mahasiswi Al Azhar asal Dumai, Sabtu (5/2).


Ainul menerangkan, kekacauan di Mesir hanya terfokus pada satu titik pusat pemerintahan Presiden Mesir Hosni Mubarak sehingga dirinya yang sebelumnya tinggal di suatu komplek bersama ratusan mahasiswa Indonesia lainnya di Kota Nasr City tidak begitu kuatir dan masih
merasa aman.

Ratusan mahasiswa disana, menurut Ainul, mengkhawatirkan kekacauan Mesir mengganggu konsentrasi mereka dalam menghadapi sejumlah materi kuliah yang dapat berdampak fatal atau D
O

http://www.tvonenews.tv/www/berita/48198/mesir_bergejolak_mahasiswa_wni_khawatir_di_drop_out.html

Mesir Bergejolak, Pemerintah Putuskan Evakuasi WNI Lewat Udara

Gejolak politik yang tak kunjung reda di Negara Mesir, akhirnya membuat pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengevakuasi 6.100 WNI yang ada di Negara tersebut, evakuasi itu akan dilakukan lewat udara secara bertahap, pada Selasa (1/1) besok.

Sementara itu, Evakuasi akan diprioritaskan terhadap 1. 200 wanita dan anak - anak, rencananya pesawat Garuda Indonesia Boeing 747 yang berkapasitas 400 orang akan terbang menuju Kairo pada Selasa pukul 03. 00 dini hari dari Bandara Soekarno- Hatta, pesawat tersebut membawa tim pendahulu dan bantuan logistik.

Keputusan evakuasi udara ini diputuskan pada rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/1) sore.

"Evakuasi udara WNI kita dari Mesir ke tanah air," ungkap Presiden kepada para wartawan pada jumpa pers di Kantor Presiden, Senin.

Presiden juga mengatakan Pemerintah telah membentuk satuan tugas yang terdiri dari berbagai elemen, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan Keamanan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan

Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasan Wirajuda ditunjuk untuk memimpin satgas tersebut.

"Pertimbangan saya, Pak Hasan adalah mantan Dubes kita di Mesir, dan juga mantan Menlu sehingga cakap utnuk tugas ini. Sebagai wakil telah kita tunjuk Wakil KSAU Marskal Madya Sukirno yang bisa bantu satgas untuk evakuasi udara," papar Presiden

Saat ini, menurut Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Kusuma Habir, jumlah WNI yang berada di Mesir sebanyak 6.149. Angka ini terdiri dari 4.297 pelajar dan mahasiswa dan 1.002 tenaga kerja Indonesia. Selebihnya adalah staf KBRI di Mesir beserta keluarga.

No comments:

Post a Comment